Menghadapi Ujian Akhir Semester
Tidak terasa, ujian akhir sudah di depan mata. Padahal seperti baru kemarin saya menghadapi ujian akhir dan sekarang ujian tinggal beberapa hari lagi.
Apa saya siap meghadapi uas kali ini ?
Saya merasa belum ada persiapan khusus untuk menghadapi uas kali ini. Apa cukup ya membuat persiapan uas dengan waktu yang hanya tinggal beberapa hari saja?
Mmm....
Saya rasa belum terlambat untuk membuat persiapan sekarang, karena ada pepatah mengatakan “dimana ada kemauan disitu ada jalan”. Jadi walaupun waktu sudah mepet asal kita tetap semangat, menghadapinya pasti ujian akhir kali ini hasilnya memuaskan. Dan jangan lupa untuk berdoa pada-NYA
selamat ujian dan semoga sukaea...
tetap semangat !!
untuk meng-upload laporan hasil proyek klik disini
Nama Kelompok
Syarifah Nurul Aini (09-010)
Nana Mawarita (09-016)
Mifta Aulia (09-020)
Dewanty Ajeng Wiradita (09-036)
Zahra Afifa (09-048)
Fenomena PAUD di Indonesia
Usia dini amat menentukan pertumbuhan dan perkembangan manusia selanjutnya. Sebab, pada usia ini dasar-dasar kepribadian anak telah terbentuk. Pada masa itu anak-anak mengalami salah satu krisis yang disebut krisis pembentukan dasar-dasar kepribadian. Jika pada masa itu mereka mendapat pendidikan yang benar akan terbentuk dasar-dasar kepribadian yang kuat. Sebaliknya, jika mendapat pendidikan yang salah maka akan terbentuk dasar kepribadian yang tidak baik. Usia dini sangat penting untuk meletakkan dasar-dasar kepribadian, yang akan memberi warna ketika seorang anak kelak menjadi dewasa. Namun, banyak orang tua yang tak setuju dengan pendidikan usia dini ini. Mereka mengatakan bahwa anak-anak usia dini tersebut tak seharusnya diberikan pendidikan, karena mereka belum bisa mencernanya. Padahal menurut Bower (1989) dalam bukunya Rational Infant- bahwa bayi dalam tahap infancy sudah dapat berpikir logis, artinya kemampuan berpikir pada manusia sudah ada sejak tahun pertama kehidupan.itulah sebabnya para orang tua tak perlu cemas dengan PAUD ini. Selain itu psikososial anak harus dikembangkan sedini mungkin. Si anak harus diperkenalkan dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Namun, Yang terpenting dalam PAUD adalah bagaimana perilaku dan perlakuan pendidik terhadap anak-anak ini. Sebagai seorang pendidik, guru harus menjadi contoh yang baik kepada muridnya, jangan sampai melakukan hal-hal yang tidak sesuai, karena anak akan cepat menirunya. Ingat, bahwa perkembangan otak anak sangat pesat di usia
Teknik atau strageginya antara lain:
- Membantu anak memahami perbedaan perilaku yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan di depan umum seperti anak selesai mandi harus mengenakan baju kembali di dalam kamar mandi atau di dalam kamar. Anak diberi tahu tentang hal-hal pribadi, tidak boleh disentuh, dan dilihat orang lain.
- Mengajar anak untuk mengetahui perbedaan anatomi tubuh laki-laki dan perempuan.
- Memberikan penjelasan tentang proses perkembangan tubuh seperti hamil dan
melahirkan dalam kalimat yang sederhana, bagaimana bayi bisa dalam kandungan ibu sesuai tingkat kognitif anak. Tidak diperkenankan berbohong kepada anak seperti “adik datang dari langit atau dibawa burung”. Penjelasan disesuaikan dengan keingintahuan atau pertanyaan anak misalnya
dengan contoh yang terjadi pada binatang.
Pendidikan anak usia dini tidak sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas
pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia dini dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan anak usia dini.
Fenomena PAUD di Mancanegara
Dari masa ke masa pendidikan selau berusaha menjadi solusi terbaik dalam memecahkan masalah manusia. Banyak kurikulum yang diganti, metode pembelajaran di perbaiki, dan sebagainya. Tak hanya di sekolah-sekolah tingkat menengah, anak-anak usia dini pun ikut dalam perkembangan ini.
Berdasarkan sebuah penelitian di Inggris, ternyata banyak yang harus diubah dalam pendidikan usia dini. Pengenalan Tahap Foundation dan undang-undang yang terkait merupakan sebuah inovasi radikal yang mengubah pendidikan anak usia dini. Effective Provider Pre-school Education(EPPE), program penelitian ini terus memberikan kontribusi untuk mencapai perbaikan dalam praktek ini. Proyek Lingkungan EPPE diterapkan pada sebuah Rating Scales untuk mengidentifikasi kualitas penyediaan pendidikan, dan menggunakan analisis bertingkat untuk mengisolasi variabel independen yang paling penting dalam menjelaskan variasi dalam kemajuan dan perkembangan anak-anak muda selama waktu mereka di pra-sekolah. Analisis multi-level diidentifikasi 'baik' dan 'baik' pusat, berdasarkan hasil anak terukur. Dua belas dari pusat-pusat yang dipilih untuk pertanyaan mendalam studi kasus kualitatif yang baik diperpanjang dan Triangulasi analisis kuantitatif. Tulisan ini menunjukkan bagaimana temuan kualitatif, serta beberapa data yang mereka telah ditarik dari, telah kemudian diterapkan untuk memberikan bimbingan praktis dan contoh sumber daya yang dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan tahun-tahun awal praktik pendidikan.
Daftar Pustaka
http://mulok.library.um.ac.id/home.php?s_data=Skripsi&id=36837&mod=b&cat=4
http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1461683781&sid=3&Fmt=2&clientId=63928&RQT=309&VName=PQD
http://paud-usia-dini.blogspot.com/2008/06/beyond-centre-and-circle-time.html
Nana Mawarita (09-016)
Mifta Aulia (09-020)
Dewanty Ajeng Wiradita (09-036)
Zahra Afifa (09-048)
Cinta layaknya karang
Walau dihempas ombak tetap berdiri tegak
Namun bila masanya
Akan hancur jadi serpihan duka
Cinta ibarat jarum
Tajam ,
Menusuk setiap yang permainkannya
Namun,
Cinta mampu menyatukan yang pernah terpisah
Cinta laksana madu
Manis dan kelembutannya buat hati terperdaya
Cinta itu perkasa
Sanggup menopang,
Menahan tanpa sempat jatuh tersungkur
Saat hati terluka, menangis pedih
Bias senyum cinta berikan ceria
Cinta bagai laut,
Terbangun dari hilir
Menghanyutkan setiap yang menghampiri
Cinta adalah jalan
Harus ditempuh walau gaduh
Tanpa keluh dan kata aduh
Walau terkadang cinta hadirkan luka
Tetapi luka tuk cinta umpama telaga
Tiap insan dapat bercermin dengan sengaja
Sesungguhnya cinta untuk hidup
Dan hidup untuk cinta……..
1. Jelaskan salah satu fungsi media Pembelajaran!
Jawaban:
Salah satu manfaat media pembelajaran adalah dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual ataupun melalui buku-buku pengetahuan.
Jadi tidak harus anak yang kaya yang harus mendapat pendidikan seperti yang dikatakan oleh John Dewey (1859-1952) bahwa anak-anak harus belajar agar mampu memecahkan masalah secara reflektif dan semua anak berhak mendapat pendidikan yang selayaknya.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/
2. Bagaimanakah teknis dari teknik pembelajaran Think - Pair - Share ??
Jawaban :
TPS memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Namun, tahapan TPS dimasukkan sebagai tahapan review setelah siswa bekerja dalam tim.Adapaun siklus regular pembelajaran yang dimaksud adalah :
• tahapan pengajaran
• tahapan belajar tim
• tahapan TPS
• tahapan penilaian
• tahapan rekognisi/penghargaan.
Dalam TPS, guru menantang dengan pertanyaan terbuka dan memberi siswa setengah sampai satu menit untuk memikirkan pertanyaan itu. Hal ini penting karena memberikan esempatan siswa untuk mulai merumuskan jawaban dengan mengambil informasi dari memori jangka panjang.
Siswa kemudian berpasangan dengan satu anggota kelompok kolaboratif atau tetangga yang duduk di dekatnya dan mendiskusikan ide-ide mereka tentang pertanyaan selama beberapa menit.Guru dalam hal ini dapat mengatur pasangan yang tidak sekelompok untuk menciptakan variasi gaya belajar bagi siswa. Struktur TPS memberikan kesempatan yang sama pada semua siswa untuk mendiskusikan ide-ide mereka. Hal ini penting karena siswa mulai untuk membangun pengetahuan mereka dalam diskusi ini, di samping untuk mengetahui apa yang mereka dapat lakukan dan belum diketahui. Proses aktif ini biasanya tidak tersedia bagi siswa dalam pembelajaran tradisional.
Setelah beberapa menit guru dapat memilih secara acak pasangan yang ingin berbagi di hadapan kelas. Proses ini dapat dilakukan dengan meminta inisiatif siswa.
http://go2.wordpress.com/?id=725X1342&site=mahmuddin.wordpress.com&url=http%3A%2F%2Fmahmuddin.wordpress.com%2F2009%2F12%2F23%2Fpembelajaran-kooperatif-tipe-think-pair-share-tps%2F">href="http://go2.wordpress.com/?id=725X1342&site=mahmuddin.wordpress.com&url=http%3A%2F%2Fmahmuddin.wordpress.com%2F2009%2F12%2F23%2Fpembelajaran-kooperatif-tipe-think-pair-share-tps%2F">http://go2.wordpress.com/?id=725X1342&site=mahmuddin.wordpress.com&url=http%3A%2F%2Fmahmuddin.wordpress.com%2F2009%2F12%2F23%2Fpembelajaran-kooperatif-tipe-think-pair-share-tps%2F
3. Jelaskan pro dan kontra terhadap hubungan psikologi pendidikan dengan teknologi pembelajaran ?
Jawaban :
Ada 3 (tiga) perspektif tentang hubungan antara teknologi dengan pendidikan :
1. Perspektif pertama adalah perspektif yang memandang bahwa teknologi adalah produk pendidikan. Perspektif ini berlaku di negara atau lembaga pendidikan yang budaya research & development-nya sudah sangat bagus. Memandang teknologi sebagai produk pendidikan memiliki dampak positif berupa tidak terikatnya pendidikan terhadap keterbatasan teknologi. Kita sering mendengar banyak yang mengeluh “Sekolah kami tidak memiliki fasilitas untuk itu”. Kalimat seperti ini tidak akan muncul, jika perspektif yang dimiliki adalah perspektif teknologi sebagai produk pendidikan.
2. Perspektif kedua, adalah perspektif yang menganggap bahwa teknologi adalah akselerator pendidikan. Perspektif ini bisa benar, jika penguasaan tenaga didik terhadap pedagogik dan andragogik-nya juga sudah benar. Bagaimanapun juga, teknologi hanyalah alat bantu pendidikan. Apalagi jika kita berbicara tentang Teknologi Informasi, yang baru akan bisa punya “taring” jika Sistem Manajemen Informasi, termasuk Learning Content Management System (LCMS)-nya benar-benar tertata dengan rapi dan merupakan produk kerjasama antara para ahli pendidikan, ahli Knowledge Management dan para ahli teknologi IT. [Di Indonesia ada kesalahan persepsi, bahwa Teknologi Informasi untuk Pendidikan hanya kerjaan para ahli komputer].
3. Perspektif Ketiga adalah perspektif yang paling banyak dimiliki oleh kalangan pendidik Indonesia, dan merupakan sebuah salah kaprah akut. Yakni memandang bahwa teknologi adalah Pendidikan. Seakan-akan papan tulis dan metode belajar tradisional tidak punya “tempat” lagi untuk mengembangkan peserta didik yang bermutu. Seakan-akan semuanya harus digantikan dengan komputer dan LCD Proyektor. Seakan-akan Perpustakaan harus dan wajib diganti dengan Internet. Perspektif ini memiliki dampak sangat fatal, yakni hadirnya generasi pendidik yang tidak kreatif, menyerah terhadap keterbatasan yang ada.
Milken Exchange on Education Technology, bagian dari Milken Family Foundation, Amerika Serikat, menuliskan bahwa untuk berhasilnya penerapan teknologi pendidikan di sebuah lembaga pendidikan, haruslah mampu menjawab tantangan-tantangan berikut ini :
• Terpenuhinya standar yang tinggi sesuai dengan era teknologi yang ada saat ini
• Mengadakan sebuah agenda penelitian nasional untuk mengetahui kejelasan penerapannya
• Meningkatkan kapasitas sekolah lokal dan daerah untuk mengaplikasikan kondisi lingkungan pembelajaran tertentu (bagi penerapan teknologi yang dimaksud)
• Mendokumentasikan dan melaporkan setiap hasil penerapannya (dan penelitian) di lapangan
Testimoni :
Dewanty Ajeng :
Ada terdapat beragam media pembelajaran dalam lingkup pendidikan, yang dapat memberikan alternatif bagi pendidik dalam memberikan pembelajaran. Karena di daerah, kultur, dan bahasa yang berbeda, akan timbul pula inteligensi serta cara mengangkap yang berbeda pada anak didik. Oleh karena itu, kembali juga pada kemampuan tenaga pendidik dalam memahami teknik mana yang pantas diapikasikan pada anak didiknya.
cara kuliah online ini terasa cukup efektif, hanya waktu untuk mengumpulkan tugasnya saja yang saya rasa kurang. ..
Mifta Aulia
Selama mengerjakan tugas ini, jujur saja saya sangat kewalahan. Disebabkan banyaknya sumber yang harus dibaca dan diseleksi. Kadang bingung harus memilih URL yang mana yang sesuai dengan materi yang diujikan. Tapi dari semuanya itu, saya merasa senang karena bisa merasakan ternyata beginilah e-learning. Sangat praktis tapi bisa juga sangat kompleks.
Tapi, ada satu yang saya sesalkan, yaitu waktunya yang singkat. Ditambah lagi kuliah hari ini sangat padat sehingga jadi kurang konsentrasi, karena pikirannya sudah terpecah antara mata kuliah yang satu dengan mata kuliah yang lain.
Zahra Afifa
Menurut saya, untuk tugas kelompok yang diberikan pada hari ini sangatlah menarik,karena baru kali ini saya menggunakan gtalk unutuk mengabsesnsi daftar hadir pada hari ini. Walaupun tadi ada sedikit gangguan dalam proses pengkoneksian ke dosen mata kuliah yang bersangkutan maupun bersama teman- teman saya juga. Kemudian pada saat dalam mencari bahan untuk tugas kelompok, saya lumyan cukup bingung juga, Karena ternyata banyak sekali sumber- sumber referensi yang disediakan di internet. Hmmm,,, walaupun demikian saya sudah merasa puas dalam pembelajaran kali ini.
Nana Mawarita
Menurut saya, tugas kelompok yang diberikan kali ini sangat menambah wawasan saya mengenai bagaimana sebenarnya hubungan antara psikologi pendidikan dengan media pembelajarandimana salah satu contoh media pembelajaran adalah teknologi. Dalam mengerjakan tugas ini mahasiswa harus mampu memahami bagaimana sebenarnya psikologi pendidikan itu? Apa-apa saja cakupannya? Mengapa psikologi pendidikan berhubungan dengan media pembelajaran dan teknologi ?
Syarifah Nurul Aini
Saya pribadi merasa sangat exciting dalam mengerjakan tugas kelompok ini. Selain karena bertambahnya wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan teknologi, saya juga menjadi lebih paham akan hubungan psikologi pendidikan dengan teknologi pembelajaran, yang mana kedua hal ini sangat berhubungan dan sangat membantu proses belajar di masa sekarang maupun di masa depan. Satu hal lagi yang baru ini saya rasakan. Yaitu belajar melalui distance e-learning dan absensi dengan menggunakan gtalk, saya rasa akan banyak lagi inovasi-inovasi dalam teknologi yang akan di pelajari melalui mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Anggota :
Syarifah Nurul Aini (09 - 010)
Nana Mawarita (09-016)
Mifta Aulia (09 - 020)
Dewanty Ajeng Wiradita (09 – 036 )
Zahra Afifa ( 09 – 048 )
1. Jelaskan salah satu fungsi media Pembelajaran!
Jawaban:
Salah satu manfaat media pembelajaran adalah dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual ataupun melalui buku-buku pengetahuan.
Jadi tidak harus anak yang kaya yang harus mendapat pendidikan seperti yang dikatakan oleh John Dewey (1859-1952) bahwa anak-anak harus belajar agar mampu memecahkan masalah secara reflektif dan semua anak berhak mendapat pendidikan yang selayaknya.
2. Bagaimanakah teknis dari teknik pembelajaran Think - Pair - Share ??
Jawaban :
TPS memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Namun, tahapan TPS dimasukkan sebagai tahapan review setelah siswa bekerja dalam tim.Adapaun siklus regular pembelajaran yang dimaksud adalah :
• tahapan pengajaran
• tahapan belajar tim
• tahapan TPS
• tahapan penilaian
• tahapan rekognisi/penghargaan.
Dalam TPS, guru menantang dengan pertanyaan terbuka dan memberi siswa setengah sampai satu menit untuk memikirkan pertanyaan itu. Hal ini penting karena memberikan esempatan siswa untuk mulai merumuskan jawaban dengan mengambil informasi dari memori jangka panjang.
Siswa kemudian berpasangan dengan satu anggota kelompok kolaboratif atau tetangga yang duduk di dekatnya dan mendiskusikan ide-ide mereka tentang pertanyaan selama beberapa menit.Guru dalam hal ini dapat mengatur pasangan yang tidak sekelompok untuk menciptakan variasi gaya belajar bagi siswa. Struktur TPS memberikan kesempatan yang sama pada semua siswa untuk mendiskusikan ide-ide mereka. Hal ini penting karena siswa mulai untuk membangun pengetahuan mereka dalam diskusi ini, di samping untuk mengetahui apa yang mereka dapat lakukan dan belum diketahui. Proses aktif ini biasanya tidak tersedia bagi siswa dalam pembelajaran tradisional.
Setelah beberapa menit guru dapat memilih secara acak pasangan yang ingin berbagi di hadapan kelas. Proses ini dapat dilakukan dengan meminta inisiatif siswa.
Jelaskan pro dan kontra terhadap hubungan psikologi pendidikan dengan teknologi pembelajaran ?
Jawaban :
Ada 3 (tiga) perspektif tentang hubungan antara teknologi dengan pendidikan :
1. Perspektif pertama adalah perspektif yang memandang bahwa teknologi adalah produk pendidikan. Perspektif ini berlaku di negara atau lembaga pendidikan yang budaya research & development-nya sudah sangat bagus. Memandang teknologi sebagai produk pendidikan memiliki dampak positif berupa tidak terikatnya pendidikan terhadap keterbatasan teknologi. Kita sering mendengar banyak yang mengeluh “Sekolah kami tidak memiliki fasilitas untuk itu”. Kalimat seperti ini tidak akan muncul, jika perspektif yang dimiliki adalah perspektif teknologi sebagai produk pendidikan.
2. Perspektif kedua, adalah perspektif yang menganggap bahwa teknologi adalah akselerator pendidikan. Perspektif ini bisa benar, jika penguasaan tenaga didik terhadap pedagogik dan andragogik-nya juga sudah benar. Bagaimanapun juga, teknologi hanyalah alat bantu pendidikan. Apalagi jika kita berbicara tentang Teknologi Informasi, yang baru akan bisa punya “taring” jika Sistem Manajemen Informasi, termasuk Learning Content Management System (LCMS)-nya benar-benar tertata dengan rapi dan merupakan produk kerjasama antara para ahli pendidikan, ahli Knowledge Management dan para ahli teknologi IT. [Di Indonesia ada kesalahan persepsi, bahwa Teknologi Informasi untuk Pendidikan hanya kerjaan para ahli komputer].
3. Perspektif Ketiga adalah perspektif yang paling banyak dimiliki oleh kalangan pendidik Indonesia, dan merupakan sebuah salah kaprah akut. Yakni memandang bahwa teknologi adalah Pendidikan. Seakan-akan papan tulis dan metode belajar tradisional tidak punya “tempat” lagi untuk mengembangkan peserta didik yang bermutu. Seakan-akan semuanya harus digantikan dengan komputer dan LCD Proyektor. Seakan-akan Perpustakaan harus dan wajib diganti dengan Internet. Perspektif ini memiliki dampak sangat fatal, yakni hadirnya generasi pendidik yang tidak kreatif, menyerah terhadap keterbatasan yang ada.
Milken Exchange on Education Technology, bagian dari Milken Family Foundation, Amerika Serikat, menuliskan bahwa untuk berhasilnya penerapan teknologi pendidikan di sebuah lembaga pendidikan, haruslah mampu menjawab tantangan-tantangan berikut ini :
• Terpenuhinya standar yang tinggi sesuai dengan era teknologi yang ada saat ini
• Mengadakan sebuah agenda penelitian nasional untuk mengetahui kejelasan penerapannya
• Meningkatkan kapasitas sekolah lokal dan daerah untuk mengaplikasikan kondisi lingkungan pembelajaran tertentu (bagi penerapan teknologi yang dimaksud)
• Mendokumentasikan dan melaporkan setiap hasil penerapannya (dan penelitian) di lapangan
Testimoni :
Dewanty Ajeng :
Ada terdapat beragam media pembelajaran dalam lingkup pendidikan, yang dapat memberikan alternatif bagi pendidik dalam memberikan pembelajaran. Karena di daerah, kultur, dan bahasa yang berbeda, akan timbul pula inteligensi serta cara mengangkap yang berbeda pada anak didik. Oleh karena itu, kembali juga pada kemampuan tenaga pendidik dalam memahami teknik mana yang pantas diapikasikan pada anak didiknya.
Mifta Aulia
Selama mengerjakan tugas ini, jujur saja saya sangat kewalahan. Disebabkan banyaknya sumber yang harus dibaca dan diseleksi. Kadang bingung harus memilih URL yang mana yang sesuai dengan materi yang diujikan. Tapi dari semuanya itu, saya merasa senang karena bisa merasakan ternyata beginilah e-learning. Sangat praktis tapi bisa juga sangat kompleks.
Tapi, ada satu yang saya sesalkan, yaitu waktunya yang singkat. Ditambah lagi kuliah hari ini sangat padat sehingga jadi kurang konsentrasi, karena pikirannya sudah terpecah antara mata kuliah yang satu dengan mata kuliah yang lain.
Zahra Afifa
Menurut saya, untuk tugas kelompok yang diberikan pada hari ini sangatlah menarik,karena baru kali ini saya menggunakan gtalk unutuk mengabsesnsi daftar hadir pada hari ini. Walaupun tadi ada sedikit gangguan dalam proses pengkoneksian ke dosen mata kuliah yang bersangkutan maupun bersama teman- teman saya juga. Kemudian pada saat dalam mencari bahan untuk tugas kelompok, saya lumyan cukup bingung juga, Karena ternyata banyak sekali sumber- sumber referensi yang disediakan di internet. Hmmm,,, walaupun demikian saya sudah merasa puas dalam pembelajaran kali ini.
Nana Mawarita
Menurut saya, tugas kelompok yang diberikan kali ini sangat menambah wawasan saya mengenai bagaimana sebenarnya hubungan antara psikologi pendidikan dengan media pembelajarandimana salah satu contoh media pembelajaran adalah teknologi. Dalam mengerjakan tugas ini mahasiswa harus mampu memahami bagaimana sebenarnya psikologi pendidikan itu? Apa-apa saja cakupannya? Mengapa psikologi pendidikan berhubungan dengan media pembelajaran dan teknologi ?
Syarifah Nurul Aini
Saya pribadi merasa sangat exciting dalam mengerjakan tugas kelompok ini. Selain karena bertambahnya wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan teknologi, saya juga menjadi lebih paham akan hubungan psikologi pendidikan dengan teknologi pembelajaran, yang mana kedua hal ini sangat berhubungan dan sangat membantu proses belajar di masa sekarang maupun di masa depan. Satu hal lagi yang baru ini saya rasakan. Yaitu belajar melalui distance e-learning dan absensi dengan menggunakan gtalk, saya rasa akan banyak lagi inovasi-inovasi dalam teknologi yang akan di pelajari melalui mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Situs URL
">http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/
http://go2.wordpress.com/?id=725X1342&site=mahmuddin.wordpress.com
http://aku.rezaervani.com/?p=430
http://amrull4h99.wordpress.com/2009/12/24/landasan-psikologi-pendidikan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik
Nama Kelompok
Syarifah Nurul Aini (091301010)
Nana Mawarita (091301016)
Mifta Aulia (091301020)
Dewanty Ajeng Wiradita (091301036)
Zahra Afifa (091301048)
untuk men-download proposal proyek I, silahkan klik di sini
Tugas Kedua
Revolusi Komputer Pasca Era Globalisasi
(Ubiquitous Computing)
Defenisi Ubiquitous Computing
Komputasi adalah metode meningkatkan penggunaan komputer dengan membuat banyak komputer yang tersedia di seluruh lingkungan fisik, tetapi efektif membuat mereka tidak terlihat oleh pengguna sejumlah peneliti di seluruh dunia telah mulai bekerja di mana-mana kerangka kerja komputasi.
Ubiquitous adalah kebalikan dari realitas virtual dimana Ubiquitous computing akan memaksa computer eksis di dunia manusia. Seperti yang kita lihat pada masa sekarang peran computer sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia di masa modern ini. Misalnya kita Lihat pada metode pembelajaran, komputer sangat membantu dalam kegiatan belajar dan mengajar. Di beberapa sekolah di
Bagaimana gambaran perkembangan teknologi di masa yang akan datang? Seberapa besar peran computer dalam kehidupan manusia di masa yang akan datang? Dan seberapa jauh eksistensi computer pada masa yang akan datang?.
Penelitian para ahli tentang Eksistensi komputer
Terinspirasi oleh para ilmuwan sosial, filsuf, dan ahli antropologi di PARC, para ahli komputer telah mencoba untuk mengambil radikal melihat komputasi. Mereka percaya bahwa orang hidup melalui praktek-praktek dan pengetahuan tacit sehingga hal-hal yang paling kuat adalah orang-orang yang tak terlihat secara efektif digunakan.. Ini adalah tantangan yang mempengaruhi semua ilmu komputer.. Pendekatan awal mereka: Aktifkan dunia. Memberikan ratusan perangkat komputer nirkabel per orang per kantor, dari semua skala (dari 1 "untuk menampilkan ukuran dinding). Hal ini diperlukan kerja baru di sistem operasi, antarmuka pengguna, jaringan, wireless, display, dan banyak daerah lain.
Selama tiga puluh tahun sebagian besar desain antarmuka, dan sebagian besar desain komputer, telah menuju ke jalan yang "dramatis" mesin Ideal tertinggi adalah untuk membuat komputer begitu menggairahkan, begitu indah, begitu menarik, bahwa kami tidak pernah ingin menjadi tanpa itu. "Ubiquitous Computing", dan telah ditempatkan asal-usulnya pasca-modernisme.
Beberapa tempat di dunia telah mulai bekerja pada kemungkinan lingkungan komputasi generasi berikutnya di mana setiap orang secara terus-menerus berinteraksi dengan ratusan komputer saling berhubungan dekat tanpa kabel.. Intinya adalah untuk mencapai jenis yang paling efektif teknologi, yang pada dasarnya tidak terlihat oleh pengguna.. Untuk membawa komputer ke titik ini sementara tetap mempertahankan kekuasaan mereka secara radikal akan memerlukan jenis komputer baru dari semua ukuran dan bentuk tersedia bagi setiap orang. Metode penelitian di mana-mana komputasi adalah eksperimental standar ilmu computer, pembangunan prototipe kerja infrastruktur yang diperlukan dalam jumlah yang memadai.
Kesimpulan
Masa Depan : Komputer di mana-mana
Gagasan tentang komputasi di mana-mana muncul pertama dari merenungkan tempat komputer hari ini dalam kegiatan sebenarnya kehidupan sehari-hari. Secara khusus, studi antropologi kehidupan kerja mengajarkan kepada kita bahwa orang-orang terutama bekerja di dunia bersama situasi dan keterampilan teknologi teruji [Suchman 1985, Love 1991]. Namun komputer saat ini terisolasi dan mengisolasi dari situasi keseluruhan, dan gagal untuk keluar dari cara kerja. Dengan kata lain, alih-alih menjadi alat melalui mana kita bekerja, dan sebagainya yang hilang dari kesadaran kita, komputer terlalu sering tetap menjadi fokus perhatian. Dan hal ini berlaku di seluruh domain komputasi pribadi karena selama ini dilaksanakan dan dibahas untuk masa depan.
Jadi kesimpulannya eksistensi computer akan di alami di setiap Negara di seluruh dunia tanpa di sadari.
25 Februari 2010
Tugas Pertama
Pengaruh Strategi Belajar Terhadap Prestasi
Apakah strategi belajar dan
Pengaruh yang bagaimana? Lalu strategi belajar yang seperti apa?
Nah, mungkin pertanyaan seperti ini yang akan timbul dibenak kita ketika membaca judul diatas. Kita tahu bahwa setiap orang memilii strategi masing-masingdala mencapai sesuatu yang diinginkannya. Msalnya, untuk mencapai sebuah prestasi, siswa akan membuat strategi belajar yang dapat membantunya dalam mengikuti pelajaran, sehingga siswa tersebut dapat dengan mudah memehami pelajaran. Begitu juga dengan guru, setiap guru memiliki metode pengajaran yang berbeda-beda, guru akan berusah menciptakan suatu metode belajar yang membuat siswanya tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang diberikan. Metode belajar tersebut merupakan salah stu strategi seorang guru dalam hal mengajar. Strategi belajar yang dimiliki seorang siswa akan berbeda dengan siswa lainnya, sama halnya denga seorang guru, setiap guru memiliki strategi pengajaran yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan oleh
1. Strategi Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)
Didalam strategi pembelajaran ini peserta didik ditekankan untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara bersama-sama atau kelompok yaitu berbentuk kerja sama antar peserta didik dengan tujuan agar :
- Peserta didik map berkolaborasi dengan peserta didik lainnya khususnya dalam pembentukan kelompok belajar
- Peserta didik berinteraksi aktif dan positif dalam kelompok sehingga memungkinkan terjadinya penggabungan dan pemeriksaan ide dalam suasana yang tidak tertekan
- Peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan berpikir seperti berpikir kreatif, pengambilan keputusan, evaluasi situasi, pemecaha masalah, serta hubungan antar manusia.
- Peserta didik secara berkelmpok mengembagkan kecakapan hidupnya, seperti menemukan dan memecahkan masalah, pengambian keputusan, berpikir logis, berkomunikasi efektif dan bekerja sama
Sasaran pembelajaran kooperatif adalah tahap pembelajaran yang maksimum bukan saja untuk diri sendiri tetapi juga untuk teman-teman lain dalam kelompok
2. Strategi Pembelajran Aktif
Strategi pembelajara aktif merupakan suatu system pembelajaran yang menekankan aktivitas dan partisipasi peserta didik. Adapun beberapa tujuan strategi pembelajaran aktif yaitu :
- Peserta didik menjadi lebih aktif karena berperan sebagai subjek belajar dikelas
Peserta didik Lebih aktif mempelajari materi pembelajaran yang menyiapkan peserta didik untuk hidup, informasi yang diterima lebih lama diingat dan disimpan, dan lebih menikmati suasana kelas yang nyaman
- Peserta didik mengemukakan pendapat, tanya jawab, mengembangkan pengetahuannya, memecahkan masalah, diskusi, dan menarik kesimpulan
Keaktifan peserta didik dalam proses belajar meliputi berbagai aspek misalnya aktif dari aspek jasmani, aktif berpikir dengan Tanya jawab, mengemuakan ide, berpikir logis dan sistematis. Aktivitas social seperti berinteraksi atau bekerja sama dengan orang lain.
3. Strategi Pembelajaran Autentik
Pembelajaran autentik yaitu pembelajaran yang menerapkan materi pembelajaran secara langsung (Autentik) pada kehidupan nyata peserta didik sehari-hari.
- Pembelajaran kontrutivitas, memberikan perhatian khusus pada pengetahuan dan belajar serta menentukan strategi mengajar.
- Pembelajaran kontekstual, upaya pengajar untuk membantu peserta didik memahami relevansi materi pembelajaran yang dipelajarinya.
4. Strategi Pembelajaran Individual atau Mandiri ( Individual or Personal Intruction)
Yaitu pembelajaran yang dapat memberi kesempatan kepada peserta dididk secara individual. Perhatian pada perbedaan individual dalam pembelajaran ini merupakan satu keharusan untuk dilaksanakan oleh pengajar, tujuannya adalah
- Peserta didik dapat belajar mandiri secara aktif menurut langkah-langkah tertentu atau menurut pemikirannya sendiri.
- Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan individu yang dimilikinya sehingga dapat menguasai materi pembelajaran secara penuh.
Individual or Personal Intruction adalah pembelajaran yang disajikan tidak hanya dalam bentuk tatap muka dikelas melainkan melalui cara dan tennis yang memungkinkan untuk dapat belajar secara individual atau perorangan.
5. Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah
- Peserta didik dapat mengembangkan potensinya dalam memanfaatkan hasil teknologi, memiliki sikap dan keterampila serta kesadaran tentag peran teknologi sebagai bagian dari kehidupan manusia
- Peserta didik diharapkan dapat membangun pemahamannya sendiri tentang realita alam dan ilmu pengetahuan dengan cara merekonstruksi sendiri makna melalui pemahaman sendiri.
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari beberapa strategi belajar yang disajikan diatas adalah dengan adanya belajar seorang peserta didik mampu meningkatkan intelegensi atau kemampuannya sehingga peserta didik mampu meraih prestasi yang lebih tinggi.Strategi pembelajaran juga membantu peserta didik untuk meningkatkan kreativitasnya dalam berbagai hal misalnya dalam pengoperasian computer ataupun internet yang kita tahu sedang marak saat ini.
Pengalaman Pribadi
Strategi menghadapi ujian
Saya adalah tipe orang yang sulit menangkap suatu pelajaran jika tidak dipelajari berulang-ulang. Oleh karena itu, saya membuat suatu strategi belajar yang dapat membantu saya untuk cepat mengerti suatu materi pembelajaran. Strategi yang saya miliki ini juga mampu membantu saya dalam mengikuti ujian. Sehingga ketika ujian saya tidak terlalu sulit mempersiapkan diri. Ada beberapa strategi belajar yang saya lakukan yaitu:
Sebelum bahan materi disampaikan oleh pengajar saya akan mempelajarinya terlebih dahulu dengan cara membaca bahan materi walaupun hanya sekilas
Ketika pengajar menyampaikan materi saya akan mencatat hal-hal penting yang perlu di ingat dan kemungkinan akan di ujiankan
Saya akan mengulang materi pelajaran yang disampaikan pengajar ketika waktu luang
Saya tidak pernah menghafal pelajaran tetapi saya akan berusaha mengerti pelajaran tersebut sehingga mudah dan lebih lama di ingat.
Alhasil ketika ujian tiba saya tidak terlalu sulit mempelajari dan menebak apa yang akan di ujiankan oleh pengajar sehingga nilai ujian saya cukup memuaskan dan menurut saya seimbang dengan perjuangan yang saya lakukan.
25 Februari 2010
Menurut kelompok kami, kewajiban membuat blog dan e-mail tidaklah menjadi masalah. Bahkan seharusnya sebagai mahasiswa kita wajib mempunyai e-mail ataupun blog. Mengingat perkembangan teknologi yang semakin pesat, tidak seharusnya sebagai penerus bangsa, seorang mahasiswa tidak tanggap dengan perkembangan yang ada. Seharusnya kita menggunakan teknologi yang telah berkembang tersebut dalam kegiatan akademis. misalnya dengan menggunakan e-mail, kita bisa berkomunikasi dengan teman kita, contohnya menanyakan tugas, bahan kuliah minggu depan, dan lain-lain. Dengan adanya blog, kita punya keefektivitasan waktu, tenaga, dan biaya, kita tidak perlu repot-repot mengerjakan tugas dalam bentuk makalah, harus di print, dan dijilid. Apabila di blog, kita cukup hanya mem-posting tugas kita, sehingga orang -orang di seluruh dunia dapat melihat tulisan kita. Setidaknya kita juga ikut membantu mengapliksikan perkembangan ilmu pengetahuan.
Dari blog, mahasiswa juga dapat mencurahkan kreativitas lain yang dimilikinya, misalnya di bidang design atau sastra. Mahasiswa dapat menunjukkan hasil kreasinya di blog, (mungkin, bisa) disukai orang, dan bisa juga menginspirasi orang lain dalam berkreasi. Melalui blog, mahasiswa mampu menambah wawasannya mengenai ilmu dan teknologi yang berkembang.
Demikian hasil diskusi mengenai pentingnya e-mail dan blog dari kelompok kami...
admin
Diskusi kelompok
Syarifah Nurul Aini(09-010)
Nana MAwarita (09-016)
Mifta Aulia (09-020)
Dewanty Ajeng Wiradita(09-036)
Zahra Afifa (09-048)